MINAHASA – Rektor Universitas Negeri Manado (Unima), Dr. Joseph Philip Kambey, SE, Ak, MBA, resmi mengukuhkan Prof. Dr. Theodorus Pangalila, S.Fils, S.H., M.Pd, sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), bertempat di Gendung Auditorium Maria Walanda Maramis, Selasa (11/03/2025).
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia (Mendiktisaintek RI) nomor 137609/M/07/2024 memutuskan Theodorus Pangalila, terhitung mulai tanggal 01 Desember 2024 dinaikkan jabatannya menjadi Profesor/ Guru Besar dalam ranting ilmu/kepakaran Sosiologi Kewarganegaraan.
Berdasarkan pengukuran Guru Besar hari ini, Professor Theodorus Pangalila menjadi Guru Besar termuda di Universitas Negeri Manado.
Dalam orasi ilmiahnya, Professor Theodorus Pangalila menyampaikan penelitiannya tentang Penguatan Karakter Warga Negara Indonesia Melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
Ia juga menyimpulkan tiga poin penting, diantaranya:
1. Semua upaya penguatan karekter warga negara harus memperhatikan 3 ranah penting, yaitu: civic knowledge, civic skills dan civic disposition
2. Perlu sinergi dalam penerapan 3 model pendekan pendidikan nilai/karakter.
3. Perlu upaya penguatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat dasar, menengah dan perguruan tingi karena merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”.
Dalam penyampaiannya, Rektor Unima, Dr. Joseph Philip Kambey, SE, Ak, MBA., menyampaikan bahwa pengukuhan Guru Besar merupakan peristiwa yang amat terhormat.
“Aacara pengukuhan seperti ini, seorang guru besar menggunakan mimbar akademik untuk menyampaikan pidato ilmiah, pokok-pokok pikiran. Ide dan gagasan brilian keilmuan yang dimilikinya. Karena orasi ilmiah merupakan wujud otonomi keilmuan seorang profesor,” ujar Rektor.
“Sedangkan Guru Besar atau Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi, dan juga sebagai penghargaan yang tertinggi yang diberikan oleh negara sebagai wujud pengakuan atas prestasi akademik yang diraih, pengakuan atas dedikasi keilmuan yang diberikan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan ikut bersama dalam memecahkan persoalan masyarakat, bangsa, dan negara,” sambungnya.
Joseph Kambey juga mengatakan bahwa Guru Besar menjadi salah satu Indikator Kineria Utama (IKU) disebuah perguruan tinggi termasuk Unima.
“Oleh sebab itu kita semua sangat bersyukur karena hari ini sudah dapat mengukuhkan enam orang Guru Besar tetap Unima. Tugas dan panggilan untuk membangun Unima masih terbentang luas serta banyak anak-anak bangsa Indonesia menanti tangan sukses ibu bapak Guru Besar untuk mendidik mereka, mengasah mereka, dan menyiapkan mereka untuk menjadi anak-anak bangsa yang unggul dan pelopor,” kata Rektor.
Disisi lain, Joseph Kambey menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang sangat tinggi atas semua prestasi yang sudah diraih, dan turut bersyukur dan bersukacita atas kebahagiaan yang dinikmati keluarga besar.
“Berharap pengukuhan Guru Besar hari ini, menjadj inspirasi bagi para akademisi yang lain untuk segera menjadi Guru Besar. Untuk itu, saya selaku Rektor Unima menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada enam Guru Besar yang baru dikukuhkan. Banyak selamat, Tuhan Memberkati kita semua,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE., diwakili Kepala Dinas Kehutanan, Rainer N. Dondokambey, S. Hut., MAP., mengungkapkan bahwa pengukuhan Guru Besar merupakan momen bersejarah, bukan hanya bagi Unima, tetapi juga bagi Provinsi Sulawesi Utara,
“Pengukuhan ini menjadi bukti nyata kemajuan dunia pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di tanah kita ar tercinta. Sehubungan dengan itu, atas nama Pemerintah Provinsi, saya ucapkan selamat kepada para Guru Besar yang hari ini dikukuhkan,” ungkap Dondokambey.
Selain itu, Kadis Rainer mengatakan, rintisan karya dalam mengembangkan, mendidik dan melatih para akademisi muda atau mahasiswa, serta dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan bangsa, akan semakin baik ke depannya.
“Seperti kata Aristoteles, “Pendidikan adalah bekal terbaik untuk perjalanan menuju masa depan.” Hari ini, kita menyaksikan bagaimana Unima, sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Sulawesi Utara, terus berkomitmen untuk melahirkan generasi-generasi unggul yang siap menghadapi tantangan zaman. Para Guru Besar yang dikukuhkan hari ini adalah sosok-sosok inspiratif yang telah mengabdikan hidup mereka untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan membangun peradaban,” ucapnya.
Kadis Rainer berharap ke enam Guru Besar ini, tidak akan menyurutkan kualitas pemberian diri, dedikasi dan integritas dalam penerapan Tridharma Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Manado, namun ke depannya tetap akan senantiasa terus menambah dan membagi ilmu kepada seluruh masyarakat.
“Gubernur Sulut tentunya berharap kepada enaam Guru besar di Unima agar terus menjadi garda terdepan dalam pengembangan pendidikan dan penelitian di Sulawesi Utara. Untuk itu, mari kita bersama-sama mewujudkan Sulawesi Utara yang maju, sejahtera, dan berkelanjutan, dengan SDM yang unggul sebagai fondasinya. Dan sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk terus bergerak maju, karena seperti kata Bung Karno,“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” tutup Dondokambey, saat mengutip amanah Presiden Republik yang pertama. (Abner)
Berikut Profil Singkat Prof. Dr. Theodorus Pangalila, S.Fils, S.H., M.Pd:
Profesor Theodorus Pangalila, lahir di Taratara (Tomohon) 20 April 1983, ia menamatkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng di tahun 2007.
Kemudian, di tahun 2011 ia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dengan Program Magister Pendidikan Kewarganegaraan Pada tahun 2018 menyelesaikan pendidikan S3 dengan Program Studi lImu Sosial Pascasarjana Universitas Merdeka Malang.
Ditahun 2024, ia menyelesaikan pendidikan S1 di Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum, IImu Sosial, dan Politik di Universitas Terbuka.
Dan saat ini ditahun 2025, Professor Theodorus Pangalila dikukuhkan sebagai Guru Besar termuda di Universitas Negeri Manado (Unima).
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan IPS S1 FIS Unima di tahun 2013-2016, Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewargengaraan FIS Unima di tahun 2016-2020, Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewargengaraan FISH Unima di tahun 2020-2022 dan Wakil Dekan Bidang Akademik FISH Unima di tahun 2022-2025.
Saat ini, Professor Theodorus Pangalila menjadi seorang penulis aktif membina mata kuliah:
• Pendidikan Pancasila,
• Pendidikan Kewarganegaraan,
• Pendidikan Karakter,
• Pendidikan Civis,
• Isu-isu Kontemporer PPKn,
• Etika Kewarganegaraan,
• Filsafat Pancasila,
• Filsafat Sosial,
• Filsafat Ilmu, dan
• Filsafat Pendidikan.
Ia sebagai penulis juga aktiť melakukan penelitian dan pengabdian dalam bidang PPKn. Dan juga penulis aktif melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang PPKn Sejak November 2024 mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Direktorat enderal Pendidikan Tingg. Riset, dan Teknologi untuk kenaikan Jabatan Akademik Dosen ke Guru Besar dalam bidang ilmu Sosiologi Kewarganegaraan.
Nama istri tercintanya, Flora Sarese, AAMD, ia bersama Ibu Flora dikaruniai tiga orang anak yakni, Filiodeoa Paskalis Pangalila, Fransesco Trinity Pangalila dan Filiadea Laeticia Maria Pangalila.
Adapun, Profesor Theodorus Pangalila merupakan anak dari pasangan kekasih almarhum Bapak Johanis Pangalila dan ibu Alberta Wilar (Kel. Pangalila-Wilar). Ia juga memiliki kakak bersama Sr. Ivana Pangalila, SCMM, Petrus Pangalila (Kel. Pangalila-Tular), Daniel Pangalila (Kel. Pangalila-Supit), dan Maritje Pangalila (Kel. Kalele-Pangalila).