INTERNATIONAL – Jurnalis Moath al-Kahlout, yang melaporkan langsung dari dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Jabalia, Gaza utara, untuk Al Jazeera, terpaksa menghentikan siarannya ketika suara yang diyakini sebagai serangan udara Israel tiba-tiba terdengar di latar belakang.
Insiden ini menggambarkan betapa gentingnya situasi di lapangan, di mana serangan terus berlangsung di tengah upaya untuk memberikan laporan langsung kepada dunia internasional.
Tak lama setelah siaran terhenti, sebuah mobil van terlihat melaju dengan cepat menuju rumah sakit, membawa sejumlah orang terluka, termasuk seorang pemuda yang berlumuran darah, bersama dengan seorang bayi dan seorang wanita.
Pemandangan mengerikan ini semakin memperlihatkan betapa brutalnya dampak serangan terhadap warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Situasi di Gaza utara semakin memburuk karena tentara Israel terus mengintensifkan pengebomannya,” ungkap al-Kahlout sebelum siarannya terputus.
Ia juga menjelaskan bahwa anak-anak, perempuan, dan bahkan jurnalis, termasuk dirinya sendiri, telah menjadi sasaran kekerasan yang sedang berlangsung. Serangan demi serangan menyebabkan jatuhnya banyak korban sipil, dan kondisi di lapangan menjadi semakin berbahaya setiap harinya.
Dalam laporannya, al-Kahlout juga mengungkapkan bahwa serangan semalam oleh pasukan Israel telah mengakibatkan kematian seluruh anggota keluarga. “Seluruh keluarga dibunuh oleh tentara Israel dalam serangan semalam,” tambahnya, memperlihatkan betapa besar dampak serangan yang dilakukan terhadap warga sipil yang tak bersenjata di Gaza.
Sementara itu, pasukan Israel tampaknya tengah mempersiapkan serangan yang lebih besar di wilayah tersebut.
Al-Kahlout melaporkan bahwa tentara Israel telah menjatuhkan selebaran di kamp pengungsi Jabalia, yang memerintahkan warga untuk segera meninggalkan rumah mereka.
“Selebaran ini memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan rumah mereka. Perkembangan yang sangat mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa tentara Israel kemungkinan sedang mempersiapkan serangan lebih lanjut, yang akan berpotensi menyebabkan lebih banyak kematian dan cedera di kalangan warga sipil,” jelasnya.
Ketegangan yang terus meningkat di Gaza telah menciptakan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat internasional.
Serangan yang semakin intens dan perluasan operasi militer Israel di wilayah tersebut dapat memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis. PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan terus mendesak dilakukannya gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil yang terjebak di tengah konflik ini.
(Budi)