MINAHASA – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Manado (Unima) sukses melaksanakan proyek pemetaan kerawanan bencana menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), bertempat di Ruang Kuliah…
Proyek ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi ujian akhir semester dengan pembelajaran berbasis proyek pada mata kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi Geografi semester empat ini.
Dosen pengampu mata kuliah SIG ini, Dr. Joyce Ch. Kumaat, S.Pi, M.Sc, M.Sc, mengungkapkan tujuan pelaksanaan proyek tersebut.
“Pembuatan peta bencana ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa mengenai pentingnya informasi spasial dalam penanganan bencana,” ungkap Kumaat.
Disamping itu, Dr. Joyce Kumaat yang akrab disapa Joy ini menjelaskan bahwa peran penting GIS di era modern.
“SIG ini memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan modern dan juga memungkinkan integrasi data geografis dari berbagai sumber, seperti citra satelit, data topografi, informasi sosial ekonomi, dan faktor lainnya, untuk membuat pemetaan digital yang akurat dan analisis yang mendalam terhadap fenomena geografis,” jelasnya.
“Sedangkan, peran utama SIG mencakup pemetaan dan pemodelan geografis untuk berbagai tujuan, termasuk manajemen sumber daya alam, perencanaan perkotaan, transportasi, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan tentu saja, mitigasi bencana,” lanjut Kumaat.
Menurut Joy, kegunaan SIG bukan hanya sekadar representasi visual melainkan menjadi alat yang dapat memberikan gambaran visual yang jelas tentang potensi bahaya serta dampaknya.
“Dalam konteks kebencanaan, SIG telah menjadi alat yang sangat berharga dalam penanganan bencana karena dengan menggunakan SIG, data spasial dapat dianalisis untuk memetakan daerah rawan bencana, membantu dalam perencanaan mitigasi, dan menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk respon bencana. Kemudian produk peta SIG bukan hanya sekadar representasi visual, tetapi juga alat yang dapat memberikan gambaran visual yang jelas tentang potensi bahaya dan dampaknya,” tambahnya.
Selanjutnya, Joy juga menuturkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi geologi maupun geografis yang kompleks, seringkali menghadapi berbagai jenis bencana alamalam seperti yang terjadi ditahun 2024 ini tepat di Provinsi Sulawesi Utara di Sitaro.
“Di Sulut sendiri telah mengalami serangkaian kejadian bencana di awal tahun 2024, terutama erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Sitaro yang berdampak secara luas sejak kejadian di bulan april hingga ditetapkan Status Tanggap Darurat. Selain itu, berbagai bencana hidrometeorologi juga ikut melanda beberapa kabupaten di Sulut menimbulkan kerugian besar baik materiil maupun korban jiwa. Menghadapi tantangan ini, peran serta mahasiswa geografi menjadi sangat penting dalam memberikan kontribusi nyata melalui kemampuan dan pengetahuan mereka,” tutur Kumaat.
Disisi lain, Joy juga menekankan mahasiswa Geografi harus menunjukkan komitmennya dengan menghasilkan peta sebagai hasil proyek akhir di semester genap 2023/2024. Peta ini tidak hanya menggambarkan daerah-daerah yang rawan, tetapi juga memberikan rekomendasi untuk mitigasi bencana di masa depan.
“Seperti peta potensi atau bahaya bencana longsor dan banjir. Dalam proses pembuatan peta, mahasiswa akan mengumpulkan data dari berbagai sumber, menganalisis pola kejadian bencana, dan menggunakan teknologi SIG untuk menghasilkan peta yang informatif dan mudah dipahami,” tegasnya.
“Pada minggu kedua bulan, di tanggal 13 juni 2024 mengakhiri kegiatan MK SIG, mahasiswa mempresentasikan hasil proyek mereka secara berkelompok di hadapan dosen dan rekan-rekan sekelas. Presentasi ini tidak hanya menjadi ajang untuk menunjukkan keterampilan teknis mereka, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi kebencanaan di kalangan akademisi dan masyarakat luas,” tambah Kumaat.
Doktor Geografi ini juga mengaku bangga kepada mahasiswa Prodi Geografi FISH Unima yang antusias menyelesaikan proyek tersebut.
“Saya bangga melihat antusiasme dan dedikasi mahasiswa dalam proyek ini. Mereka tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga praktek langsung bagaimana mengaplikasikan ilmu SIG dalam bencana guna membantu masyarakat nantinya,” ucapnya.
Senanda dengan itu, Dr. Mercy M. F. Rampengan S.Pi, M.App.Sc, PhD., yang juga dosen pengampu pada mata kuliah Mitigasi Bencana di Prodi Geografi FISH Unima berharap, melalui proyek ini kepada mahasiswanya untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi bencana di masa yang akan datang.
“Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan mahasiswa geografi FISH UNIMA dapat terus berkontribusi dalam upaya mitigasi bencana dan membantu masyarakat dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan,” tandas Rampengan yang juga Tenaga Ahli bidang Kebencanaan di Provinsi dan beberapa kabupaten di Sulut ini. (Abner)