MINAHASA – Tahapan pemilihan Rektor Universitas Negeri Manado (Unima) sudah menghasilkan tiga nama calon rektor. Pemilihan berlangsung lancar, demokratis dan transparan, Kamis kemarin.
Ketiga nama calon rektor periode 2025-2029, yakni Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang juga Plt Wakil Rektor 2 Unima Dr Joseph Philip Kambey SE Ak MΒΑ menjadi peraih suara terbanyak, yakni 26 suara. Sementara Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Recky Sendouw SP MM PhD sebagai peraih suara terbanyak kedua yaitu 13 suara. Dan untuk posisi ketiga, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Dr Ignatius Javier Tuerah SS MPd dengan jumlah 4 suara.
Kepala Humas dan Protokol Unima Drs Titof Tulaka SH MAP mengatakan bahwa Plt Rektor Unima Dr Catharina Muliana Girsang sangat serius membawa proses pemilihan yang demokratis, akuntabel dan transparan.
“Ibu Dr Chatarina Muliana Girsang SH SE MH sebagai Plt Rektor Unima yang juga Irjen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi memiliki tekad kuat dan komitmen wujudkan pemilihan rektor sesuai asas pilrek yaitu kebersamaan, transparansi, akuntabel, meritokrasi, bahkan mendorong musyawarah untuk mufakat. Jadi, tidak benar Plt Rektor Unima biking gaduh. Faktanya sudah terpilih 3 nama calon rektor,” ujar Titof kepada Rakyat Sulut di Manado, Minggu malam (19/1).
Titof menegaskan bahwa muncul beberapa rumor negatif terhadap proses demokrasi pemilihan rektor. Seperti, kata Titof politik uang kepada anggota senat, bahkan menyasar Plt Rektor Unima sendiri.
“Pilrek Unima berjalan cukup transparan. Tidak ada politik uang, apalagi itu mau dituduhkan kepada Plt rektor. Kami jamin itu fitnah, dan saya sudah konfirmasi kepada anggota senat melalui Wakil Rektor 3 (WR 3) Prof Dr Donald Ratu. Prof Donald juga membantah rumor tersebut,” tegasnya dengan nada serius. Bahkan, Titof juga sudah menerima pesan klarifikasi langsun dari Plt Rektor Unima terhadap dugaan tuduhan politik uang kepada senat maupun dirinya.
“Prinsipnya, Plt Rektor Unima membantah keras hal itu. Baginya, itu pembunuhan karakter dan pencemaran nama baiknya, dan juga nama baik lembaga Unima. Sebab, ibu justru mencegah hal-hal negatif dalam proses pemilihan,” urai dosen Fakultas Teknik (Fatek) Unima ini.
Lanjut Titof, masyarakat Sulawesi Utara khususnya Unima justru harus berbangga dengan kehadiran Plt Rektor Unima.
“Plt rektor merupakan perempuan sejati. Dirinya pertaruhkan pekerjaan, dan juga nama baiknya demi Unima. Jadi, kami Civitas Akademika Unima sangat mendukung setiap langkah dan kebijakan dari Plt Rektor Unima,” ungkap Tulaka.
Titof juga menuturkan bahwa Plt Rektor Unima turut memberikan hak suaranya dalam pemilihan rektor. Hal tersebut kata Titof, sesuatu yang biasa dan tak perlu disoal.
“Sesuai aturan yang ada Plt Rektor sebagai anggota senat memiliki hak suara yang sama dengan anggota senat lain. Dan dengan menggunakan hak suara, bukan berarti tidak netral. Sebagaimana aturan tentang netralitas dalam Pemilu, seorang ASN wajib menjaga netralitas tetapi tetap memiliki hak suara sebagai pemilih, karena itu adalah hak melekat pada Plt Rektor Unima. Dan Plt rektor secara ex officio anggota senat seperti yang telah dilakukan pada Pemilihan Rektor di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Borneo Tarakan (UBT),” jelasnya lagi.
Titof juga menegaskan bahwa proses pemilihan berjalan dengan riang gembira dan penuh semangat kekeluargaan yang mengendapankan ide dan visi misi akademik.
“Proses pemilihan berjalan terbuka dan lancar, bahkan setelah sidang senat terbuka seluruh bakal calon berfoto bersama sambil tertawa. Bahkan, fenomena itu mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang diundang dan berpartisipasi dalam tanya jawab sesuai visi misi masing-masing calon, dan ini yang pertama kali melibatkan mahasiswa dalam proses penyaringan calon rektor. Juga setelah sidang tertutup semua calon rektor anggota berfoto bersama saling bergandengan tangan sambil tersenyum gembira,” demikian Tulaka. (Abner)