NASIONAL – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Uno, turut menyaksikan pementasan karya seni bertajuk Pesan Leluhur, yang digelar Sabtu (12/10/2024) di Amphitheater Pulisan Bay, Likupang.
Acara ini menampilkan dua tarian tradisional khas Minahasa, yaitu Tari Kabasaran, tarian perang yang kuat dan penuh semangat, serta Tari Si Patokaan, sebuah tarian kreasi baru yang dikembangkan oleh Sanggar Seni Toar Lumimuut, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado.
Pementasan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan tradisi budaya Minahasa melalui tarian dan seni. Selain tari-tarian, acara tersebut juga diiringi dengan doa-doa yang dilantunkan dalam bahasa daerah Minahasa.
Narasi pengantar yang disampaikan selama pementasan, memberikan wawasan lebih dalam bagi penonton, tentang warisan budaya Minahasa yang kaya dan penuh sejarah.
Pementasan ini merupakan hasil kerja sama antara Sanggar Seni Toar Lumimuut, Wallace Conservation Licoupang, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Dengan latar belakang Pulisan Bay yang indah, pementasan Pesan Leluhur, tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga upaya serius untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal kepada khalayak yang lebih luas.
Sandiaga Uno yang menyaksikan langsung pementasan ini tampak terkesan dengan sajian seni yang penuh nilai tradisi tersebut.
“Pak Menteri Sandiaga mengapresiasi pementasan tarian dan budaya yang kami tampilkan. Menurut beliau, hal seperti ini sangat berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata dan menunjukkan kekayaan budaya Minahasa.
Dengan penampilan yang memukau seperti ini, kita bisa mengenalkan Indonesia lebih luas di panggung dunia,” ungkap Sekjen Sanggar Seni Toar Lumimuut, Jovanca Kawun.
Pementasan ini juga diapresiasi oleh Paquita Widjaja dari Wallace Conservation. “Yang pasti semua impressed dan sangat apresiatif terhadap apa yang sudah dikerjakan oleh Sanggar Seni Toar Lumimuut,” ujarnya.
Pementasan Pesan Leluhur ini, mempertegas pentingnya menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal, agar tetap hidup dan relevan di tengah arus modernitas, serta menjadi sarana untuk menguatkan identitas budaya di tengah komunitas global.(*)