MINAHASA – Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Unima, Erric Kondoy, S.Pd, M.Pd., ini mengatakan bahwa menjadi mahasiswa yang ideal di masa kini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
“Salah satunya, meraih indeks prestasi yang cukup dan biasanya Indeks prestasi dapat ditentukan sesuai dengan tingkat kerajinan serta keaktifan mahasiswa di kelas dan dosen yang akan menilainya. Oleh karenanya jika ingin mendapat indeks prestasi yang memuaskan maka perlu menjadi mahasiswa yang giat mencari ilmu,” ujar Kondoy saat diwawancarai, Jumat (17/5/2024)
Magister pendidikan Unima ini juga mengungkapkan bahwa mahasiswa ideal itu bisanya sering menganalisa mata kuliah yang akan dan sesudah dijelaskan dosennya.
“Sebagai mahasiswa harusnya melakukan tinjauan terhadap materi yang dipelajari saat di kelas agar apa yang telah dipelajari dan dijelaskan dosen tidak hilang begitu saja. Jangan sampai hanya masuk kelas lalu mengerjakan tugas-tugas tapi tidak meninjau materinya karena jika hanya seperti itu rasanya sia-sia saja menjadi mahasiswa,” ungkapnya.
Pemilik akun instagram erric_kondoy ini menambahkan hamodal utama untuk menjadi mahasiswa yang ideal adalah memiliki sikap yang rajin dalam segala hal.
“Bukan hanya sekadar aktif saat berhadapan dengan dosen dan teman-teman tapi saat sedang sendiri di kamar ataupun di atas kasur harus bisa menjadi manusia produktif walau hanya dilakukan sambil rebahan,” kata ayah dua orang anak ini.
Lelaki kelahiran 22 Juni 1988 ini berharap jika ingin mahasiswa ideal harus memiliki jiwa yang tidak mudah merasa bosan atau menyerah melainkan harus ikhlas dan terus bersemangat agar tercapai impian yang diharapkan.
“Merasa bosan seringkali dialami oleh setiap mahasiswa yang sedang menjalani program studinya. Rasa lelah pun kerap kali dirasakan terutama ketika sedang dalam masa-masa sulit menghadapi tumpukan tugas dari para dosen di kampus atau tugas-tugas organisasi yang digeluti. Namun, rasa bosan dan lelah itu dapat diatasi jika ikhlas dalam melakukan segala hal,” tutur Kondoy.
“Saya berharap opini ini menjadi referensi bagi mahasiswa yang masih cari jati dirinya,” pungkas Akademisi Unima Erric Kondoy. (Abner)