Oleh : Ambrosius Markus Loho, M. Fil.
Kita harus sadar bahwa budaya adalah kunci dari semuanya. Kendati kita disibukkan oleh hal-hal seperti misalnya peningkatan ekonomi, budaya pasti akan berdampak. Demikian pun kita dihadapkan pada persoalan politik yang semakin menegangkan seperti saat ini, mengingat kita memasuki tahun politik, budaya akan bisa menjadi kuncinya.
Tak mungkin juga hal-hal lain yang ada dalam realitas entah seni, ideologi, dlsb., tak terlepas dari budaya, karena budaya akan memperlihatkan perannnya. Bahkan riset terhadap terosisme, telah dilakukan dengan pendekatan budaya. Bandingkan apa yang dikatakan oleh Akademisi Universitas Indonesia, Zastrouw Al Ngatawi, bahwa pendekatan budaya terhadap terorisme bisa dan sangat mungkin. Dengan kebudayaan dimaksudkan sebagai gerakan untuk menghidupkan kembali rasa kemanusiaan yang mati melalui kebudayaan demi meningkatkan kepekaan batin. https://www.beritasatu.com/cegah-kejahatan-terorisme-dengan-pendekatan-budaya/ . Itulah realitas yang memang ada di sekeliling kita.
Sejalan dengan itu, dunia olahraga tentu tidak lepas dari budaya. Sebagai sebuah hasil cipta, karya dan karsa manusia, budaya juga turut mempengaruhi dunia olahraga.
Kita mengenal makna terpenting dari olahraga adalah sportivitas, yang harus terus dijunjung tinggi agar manajemen yang baik terkait perencanaan, pengembangan dan hal lainnya dalam olahraga itu, juga selalu terkait dengan budaya. Maka pengaruh budaya ikut berdampak sdalam setiap kebijakan yang ada.
Dengan demikian, sangat penting untuk dikatakan bahwa budaya adalah kunci utama setiap hal dalam realitas. Adapun yang dimaksudkan dengan realitas disini mencakup segala sesuatu yang dapat diobservasi, diukur, dan diuji secara empiris, atau keadaan sebenarnya dari suatu hal, yang tidak dapat diubah atau dipengaruhi oleh persepsi atau interpretasi subjektif sang subjek, kendati hal itu akan selalu berada dihadapan sang subjek. (konteks.co.id). Realitas dalam filsafat dipahami juga sama dengan hal tersebut, yakni segala sesuatu yang riil, ‘ada’ dan dihidupi oleh semua orang.
Maka yang terpenting adalah kesadaran akan penting dan vitalnya budaya itu, seiring dengan pola pikir bahwa kita perlu mengelola mutu dalam arti kita selalu melakukan sesuatu yang benar di waktu yang tepat, termasuk selalu berusaha melakukan perbaikan bagi realitas yang lebih baik.
Demikianlah, orang yang menjaga mutu tidak bisa diam dan justru sebaliknya, selalu membuat perbaikan secara terus menerus sehingga kualitas dari realitas itu, semakin baik dan bahkan sempurna. (Supendi, 2015).
Dari fakta-fakta itulah, maka cara-cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya itu bagi semua orang, antara lain: dengan menanamkan sikap multikulturalisme sejak dini. Kesadaran akan fakta multikulturalisme penting karena adanya keberagaman dalam hal suku, agama, pola pikir dan bahkan kebiasaan. Jadi, budaya itu rill, budaya itu penting dan vital, maka harus disadari, juga bahwa budaya itu multikultur adanya, tidak boleh ada yang dominan satu di antara yang lain. Akhirnya, sesungguhnya budaya adalah cara kita berpikir, cara kita merasa, cara kita bertindak. Salam budaya.***